Suatu saat ketika ngaji saya bertemu dengan teman saya, dan kemudian dia bercerita tentang kehidupan salah seorang sahabat nabi. Ceritanya kurang lebih seperti ini :
Pada zaman Rasulullah SAW, hiduplah seorang sahabat yang sangat kaya raya bernama Abdurrahman bin Auf. Sahabat Rasulullah yang satu ini terkenal sebagai saudagar dan entrepreneur ulung jazirah Arab yang gemar bersedekah. Walaupun terus bersedekah, harta Abdurrahman bin Auf seolah-olah tak pernah ada habisnya. Sering ketika umat islam berperang, ia menyumbang sampai ribuan unta atau kuda dengan peralatan dan senjata lengkap. Kalau dinominalkan sekarang berapa ya, mungkin bisa puluhan milyar rupiah. Bukan imbalan harta dunia dari Allah yang beliau cari, tapi beliau ingin termasuk dalam orang-orang yang pertama masuk syurga. Sifat beliau yang tidak cinta “dunia” digambarkan ketika hijrah dari Makkah ke Madinah. Semua harta beliau ditinggalkan di Makkah demi menyusul Rasulullah ke Madinah.
Sesampainya di Madinah ada cerita menakjubkan, sahabat Anshar (orang-orang Islam Madinah) yang terkenal sangat baik bersedia membagi separuh hartanya kepada kaum Muhajirin (Sahabat yang hijrah dari Makkah). Tahukah apa yang dilakukan oleh seorang Abdurrahman bin Auf? Ia dengan santun menolak tawaran sahabat Anshar dan cuma bertanya, “Saudaraku, di manakah letak pasar?” Begitu tahu letak pasar beliau segera bergegas ke
Pada suatu ketika, di tengah jalan beliau bertemu dengan salah seorang sahabat yang baru saja menghadiri forum dengan Rasulullah. Sahabat yang ditemui Abdurrahman bin Auf ini hidup sangat sederhana, bisa dikatakan miskin namun beliau adalah ahli ibadah. Setelah bertegur sapa dan salam, Abdurrahman bin Auf kemudian bertanya kepada sahabat tadi tentang apa yang didapat dari forum /pertemuan bersama Rasulullah. Dengan sangat antusias sahabat tadi bercerita bahwa kata Rasulullah nantinya di akhirat orang-orang miskin namun ahli ibadah akan lebih dulu masuk syurga dibandingkan dengan orang-orang kaya. Alasannya ialah bahwa orang yang kaya lebih lama hisabnya karena harus dimintai pertanggungjawaban atas semua hartanya, apakah dinafkahkan dan dipergunakan dengan baik dan ditunaikan haknya/zakatnya.
Sesampainya di rumah, Abdurrahman bin Auf bingung bukan main, di satu sisi ia ingin mendapatkan pahala dengan menyedekahkan hartanya, di sisi lain ia ingin nantinya di akhirat bisa lebih cepat masuk syurga bersama Rasulullah. Setelah merenung cukup lama akhirnya beliau memutuskan “AKU INGIN MENJADI ORANG MISKIN”. Dan beliau pun mereka-reka cara agar bisa cepat miskin. Akhirnya didapatkanlah ide yang bisa dikatakan ide gila. Apa itu? Semua hartanya dibelanjakan untuk membeli buah kurma di jazirah arab dengan kualitas yang jelek-jelek, dengan harapan bahwa tak ada lagi warga Arab yang tertipu oleh pedagang yang menjual kurma-kurma jelek. Kemudian kurma-kurma tersebut dibiarkan menumpuk di gudang-gudang beliau yang tersisa. Dan dimulailah kehidupan Abdurrahman bin Auf sebagai OMB (Orang Miskin Baru) .
Allah SWT ternyata mengetahui niatan Abdurrahman bin Auf ini. Seolah-olah tak rela jika Abdurrahman bin Auf meninggalkan kebiasaannya bersedekah dan menjadi donatur utama umat muslim setiap kali berperang, Allah pun memperlihatkan daya kuasanya yang begitu besar. Beberapa minggu setelah Abdurrahman bin Auf menjadi miskin, terjadi fenomena aneh. Coba tebak apa hayo???
Spontan saja banyak pedagang-pedagang kurma mendatangi rumah Abdurrahman bin Auf untuk membeli kurma beliau yang kualitas jelek dengan harga dua kali bahkan tiga kali lipat. Beliau sangat bingung dengan fenomena tersebut. Kurma di gudangnya dalam sekejap habis. Kekayaanya beliau pun dalam waktu singkat telah kembali dengan jumlah berkali lipat. Luar Biasa....!!!
Akhirnya beliau menyadari bahwa Allah telah memberikan kelebihan potensi berupa pengelolaan harta dan perniagaan yang hebat. Allah menghendaki beliau sebagai orang yang mensupport perjuangan dakwah dari segi finansial. Beliau menyadari bahwa tiap manusia telah diberikan potensi dan jalan ibadahnya masing-masing. Akhirnya beliau pun tetap menjadi saudagar kaya raya yang gemar bersedekah. Bahkan Rasulullah memasukkan beliau ke dalam daftar 10 orang sahabat yang dijamin akan masuk syurga.
Dari cerita di atas betapa kita seharusnya sadar akan potensi yang kita miliki, entah itu menulis, berdagang, olahraga, akademis, dan sebagainya. Kita hanya perlu untuk terus mengasah kemampuan yang sekiranya kita bisa “HEBAT” di situ dan bukan sekedar “BISA”, karena setiap orang punya potensinya masing-masing yang unik. Kita mungkin tak menyadari bahwa pengamen yang kita temui sebenarnya punya bakat sehebat Nidji, atau satpam SKK di kampus bisa bermain bola sehebat Cristiano Ronaldo, atau Tukang Bakso di dekat rumah kita punya bakat Public Speaking dan komunikasi seperti SBY. Orang-orang tersebut hanya belum bisa mengenali potensi dirinya sendiri, dikarenakan kurangnya faktor-faktor sebagai berikut :
1. Usaha dan Kerja Keras untuk melatih potensi unik yang dimiliki.
2. Evaluasi diri, selalu berusaha menjadikan diri lebih baik dari waktu ke waktu. Ingat prinsip Kaizen dari Toyota Way, Kaizen artinya continues improvement / perbaikan terus menerus.
3. Keberuntungan, yang saya maksud “keberuntungan” di sini adalah adanya “kesempatan emas” disertai dengan adanya “kemampuan” untuk menangkap peluang emas tersebut. Itulah orang-orang yang beruntung.
Sekian dulu tulisan saya, tulisan ini juga dibuat oleh orang yang masih terus mengasah potensi-potensi yang dimilikinya. Harap maklum bila banyak kekurangan. Semangat..!!!
tiap orang dah punya peranya masing2.
BalasHapus:)
engg.. hanya bertanya nggak nyambung.
BalasHapuskaizen bukannya continuous improvement ya??
hanya bertanya!
jadi kalo ternyata salah besok2 gak salah lagi..
eh, eh.
potensiku apa?
any suggestion?
Woh iyo, bahasa inggrisku emang jelek e.. tak akoni...
BalasHapusPotensimu? opo yo,*mikir.. isane groaa grauu og.. He2
Tapi sejauh ini ettak yang kukenal lumayan smart, ceria, n sangat adaptif terhadap pekerjaan2 baru.. Nek spesifiknya aku belum tau..
wuihihih. makasiihh. ini sungguh langka. memujiku mas?? wihihihih. tersanjung :D
BalasHapusu didn't cross finger when u were saying it, di u?
haha.
betewe, aku jadi mikir.
boleh juga tu groaa grauu. jadi dubber-nya ultraman. any vacancies?
potensi adalah sesuatu yang dimiliki oleh setiap manusia untuk berkarya dan membuat hal yang baru.........
BalasHapusckckckckck.....
sip tenan mas,,,,,,
ettak : langka? berari selama ini gaka ada yang mengakui kelebiahanmu Tak? Mesakke..tersia-sia.. dianggap ingah-ingih, sudah image sih..
BalasHapusdoni : tulisanmu yo apik, lanjutkan.. haha
alhamdulillah Allah berikan kita mata,telinga hati, dll yg dengannya kita mampu untuk merasakan, melihat alam dan isinya dengan penuh kebaikan...
BalasHapustinggal usaha kita untuk mengmbil pelajaran dari apa yang kita temui...
Alhamdulillah....kisah yang luar biasa..sebelumnya saya hanya mendengar kisah abdurrahman bin auf, sampai beliau meminta ditunjukkan pasar, dan sukses berniaga.
BalasHapusterimakasih mas Fauzi, saya sangat terinspirasi.