Jumat, 24 April 2009

Facebook, from Networking to Not Working

Facebook, sebuah fenomena di dunia maya yang mengundang decak kagum. Hanya dalam hitungan bulan saja, pengguna layanan jejaring sosial ini mencapai 200 juta orang lebih di seluruh dunia. Facebook menjadi tren mulai dari anak-anak sampai orangtua pun ikut-ikutan. Sang senior, Friendster pun dibuat geleng-geleng kepala dengan Naughty Boy ini. Facebook hadir dengan keunggulan real time information, on line friends, chatbox, serta open platform bagi situs layanan atau perusahaan lain yang ingin join di dalamnya. Hal tersebut membuat Facebook menjadi situs terbesar ke 3 di dunia saat ini.

Banyak orang beralasan ingin nambah teman, menjalin networking, atau bahkan mencari jodoh lewat facebook. Ada juga yang menggunakannya sekedar pamer kalo dirinya famous and friendly dengan banyaknya jumlah teman di friendlist. Ada juga yang menggunakannya sebagai sarana hiburan dan refreshing, tergantung niat masing-masing. Yang jelas orang-orang tersebut ingin mengatakan kepada anda “ Rugi deh kalo gak punya facebook, buruan ikutan..”, karena demikian cintanya mereka terhadap facebook. OK, mereka benar, karena memang sejauh ini facebook dipandang sangat bermanfaat dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, istilah jawanya networking. Sampai-sampai beberapa perusahaan pun mencari tahu karakter calon karyawannya lewat facebook.

Hemm.. Tapi tunggu dulu, apakah memang benar demikian? Apakah Facebook hanya punya segi positif saja? Jwabannya tentu saja tidak. Justru demam facebook menjadi penyakit yang sangat berbahaya dan harus dihindari. Apapun itu, jika porsinya berlebihan justru akan merugikan.

Hal ini terkait dengan pengamatanku belakangan ini, tak perlu jauh-jauh, di BEM MFT UGM yang bias dikatakan kantor kerja sehari-hari. Fasilitas wifi yang semula diharapkan bias bermanfaat bagi akses informasi bermanfaat kini mulai melenceng dari tujuan awal. Cba lihatlah ketika datingke BEM, yang bias kita lihat adalah laptop-laptop bergelaetakan dengan user masing-masing, semuanya dengan gaya sendiri-sendiri. Dan situs apakah yang dibuka? Maka jawabannya adalah facebook..! 90% paten. Jika bukan facebook, yang dibuka adalah one manga/naruto. Selain itu, ngegame PES 2009 dan tidur.. Lunar Binasa..! Bahkan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan ketika ada rapat, entah departemennya sendiri ataupun departemen lain.

Hal inilah yang membuatku khawatir belakangan ini, bahwa BEM bukan lagi menjadi tempat dibangunnya kultur produktif. Dulu BEM disukai dan ramai setiap hari karena diskusi dan obrolan menarik , mendidik serta kekeluargaan yang hangat. Karakter ini sedikit demi sedikit mulai berkurang, berganti dengan kebiasaan facebookan dan nge-game. Alasan ke BEM pun berubah menjadi facebookan dan ngegame. Kejadian yang sama tidak hanya terjadi di BEM, tetapi juga di kantor-kantor perusahaan swasta maupun instansi pemerintah. Baik istirahat maupun jam kerja ada saja yang bermain dengan facebook. Korupsi waktu. Bahkan ada yang lalai dengan pekerjaannya, dan yang lebih ditakutkan adalah melalaikan ibadahnya, melalaikan sholatnya. “Maka celakalah orang-orang yang sholat, yakni orang-orang yang melalaikan sholatnya” (Q.S. Al-Ma’uun ayat 4).

Dampaknya ialah, Facebook kini bukan lagi sarana untuk networking, tapi justru candu yang membawa kita pada kultur notworking. Facebook hanyalah sarana, bukan kebutuhan pokok. Jangan sampai kecanduan kita pada facebook layaknya orang yang kelaparan mencari makanan. Seringkali kujumpai teman yang sehari saja gak bias kalo gak buka facebook, kegatelan.. aduh aduh.. Beberapa kelemahan lain dari facebook :

Banyak orang asal nge-add teman di facebook tanpa peduli itu teman sebenarnya atau bukan. Kita hanya mengenal orang lewat profilnya saja dan interaksi lewat chating mungkin, tentu saja itu belum cukup untuk menilai teman secara lebih mendalam.

Facebook memancing kebohongan, banyak orang memalsukan data diri dengan tujuan tertentu, yang sudah nikah ngaku single, yang lulusan SD ngaku sarjana, foto jelek diganti foto orang lain yang bagus.

Hati-hati dengan informasi diri yang anda tulis atau anda sharing-kan di facebook. Pihak luar seperti Amerika dan Yahudi dengan sangat mudah mengambil informasi penduduk sebuah Negara, isu-isu yang sedang hangat, serta keleahan-kelemahan Negara itu lewat facebook. Terkadang mereka melakukan perang pemikiran melalui facebook tanpa kita sadari. Sedikit demi sedikit pola pikir kita mereka ubah tanpa kita sadari. Mungkin ini terkesan lebay sih, tapi ini mungkin terjadi, sangat mungkin malah.

Facebook melalaikan orang terhadap kewajiban kerjanya dan kewajiban ibadahnya. Membuang waktunya dengan hal sia-sia. Barangsiapa yang waktunya tidak dihabiskan untuk kebaikan, niscaya waktunya tersebut akan diisi dengan keburukan dan kemungkaran. Ketika orang-orang berpendidikan di suatu Negara sudah lalai akan ibadahnya, lalai akan kerjanya, Negara itu akan mudah jatuh atau dijatuhkan baik dengan cara fisik maupun pemikiran.

Yah, kesimpulannya, facebookan sah-sah saja asal bias memanage diri dan waktu agar jangan sampai kecanduan.

5 komentar:

  1. itu mah yg salah bukan facebooknya klo pada facebukan di BEM. Salah orangnya lahh...
    Yg jelas emg rugi klo ga facebukan.. hahaha. menurutku lo.. soalnya dri situ bisa ngundang forum meningkatkan sosial networking

    Klo kontronya tergantung masing2 orang. toh klo mereka berlebihan yg rugi diri mereka sendiri.
    dan aku ga pernah nge aprove org yg ga kukenal. jadi yaa ga ada tu identitas palsu atau foto2 lebay.
    hehehe

    BalasHapus
  2. hakakaka

    aku kesindir!
    tapi aku gak semaniak itu yang kenalan sama orang baru

    fb itu untuk berkomunikasi dengan teman2 lama
    dan itu asyik
    di mana nyariknya jadi gampang banget. Manfaatnya oke kok,

    dan kayaknya FB jarang kayak FS yang banyak foto lebay nan alay




    tapi kalau kecanduan

    gak mauuu

    sekarang lagi ngurangi porsi internet untuk FB ma blogging (lha iki Gup)
    ahaha

    BalasHapus
  3. Gel2 & Gupi : Sak karepmu kono FaceBookan, tapi jo lali sinau....(sok2an, padahal sing nulis ra tau sinau)..

    BalasHapus
  4. iya benar kata gelgel. salah tu orang kalo sampe fesbukan gak kontrol...
    aku juga gak pernah app orang gak kenal. orang yang kenal tp gak deket ato malesin bahkan nggak tak app (nek iki jahat). tapi,, memang perlu. daripada orang2 gak penting itu memanfaatkan info-ku utk tujuan gak bener...? (ini adalah nasehat dari petr kral,, thx a lot there..)

    aku memanfaatkan fesbuk sbg ajang keep contact dg teman2 yg udah jarang ketemu... yayaya... seperti gupai.

    BalasHapus
  5. face memang sarana/wadah untuk kita dapat menambah teman dan relasi, tp ingat jangan sampai terkontaminasi dengan kehidupan BARAT!!!
    INGAT!!
    FACE BOOK adlh buatan YAHUDI...
    jd kalo bisa kita kurangi....

    BalasHapus

Comment